Minggu, 02 Mei 2010

ALAMAT EMAIL

Petunjuk Dasar dan Tips Membuat Alamat Email

Email atau E-mail adalah Electronic Mail atau Surat Elektronik yang memungkinkan kita untuk mengirim dan menerima pesan secara elektronik ke segala penjuru dunia yang memiliki jaringan internet. Dengan email maka kita dapat mengirim pesan dan orang yang menerima email kita dapat menerima email kita dalam waktu yang hampir bersamaan. Dengan demikian email lebih efisien daripada berkirim pesan dengan metode konvensional seperti berkirim surat melalui pos atau kurir yang membutuhkan waktu mulai dari beberapa jam hingga berminggu-minggu atau bahkan hingga berbulan-bulan. Selain itu dengan metode konvensional membutuhkan biaya dan tenaga yang tidak sedikit pula.

Pada dasarnya untuk mengirim email dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun yang paling mudah adalah menggunakan web-based email di mana kita tinggal mendaftar pada email provider, login dan setelah itu kita bisa mengirim dan menerima email sesuka hati kita. Selain email berbasis web juga terdapat metode imap, pop3 dan smtp dengan protokol yang berbeda. Metode tersebut cukup rumit untuk pemula, sehingga disarankan untuk menggunakan layanan email berbasis web yang cukup mudah penggunaannya.

Untuk mendapatkan alamat email berbasis web, anda dapat mengunjungi beberapa penyedia layanan email gratis yang banyak terdapat di internet, namun amat sangat disarankan untuk menggunakan layanan email dari provider yang besar dan sudah lama beroperasi, karena akan menjamin bahwa anda akan dapat terus-menerus menggunakan email anda tanpa masalah. Sangat disarankan untuk membuka account email anda di Yahoo, Gmail atau Hotmail. Ketiga provider tersebut sudah termasuk provider yang dapat dipercaya akan terus-menerus memberikan layanan email gratis sampai batas waktu yang tidak terbatas.

Sebaiknya anda tidak hanya membuat satu account email saja, tetapi membuat beberapa email dengan password yang berbeda-beda sebagai email cadangan dan tempat konfirmasi apabila anda lupa password. Pastikan anda memilih salah satu email sebagai email yang anda gunakan dan disebarkan untuk berbagai keperluan. Sedangkan sisanya digunakan sebagai email alternatif apabila diperlukan. Jangan lupa untuk login ke dalam account email anda secara berkala agar email anda terus aktif, karena account email gratis akan ditutup secara otomatis apabila tidak dikunjungi untuk jangka waktu tertentu, namun dapat diaktifkan kembali jika anda menginginkannya.

Sebagai tambahan saya menyarankan anda untuk menggunakan email dari yahoo, karena yahoo tidak hanya memberikan e-mail saja, namun juga fitur lainnya seperti yahoo messanger, web hosting, file hosting, photo hosting, mailing list, games, dan lain sebagainya. Kemudian untuk mengamankan email anda dari hal-hal yang tidak diinginkan sebaiknya anda juga membaca Tips Mengamankan Email Account Anda.


semoga bermanfaat

MANDI

Pengertian Mandi dan Jenis-Jenis Mandi - Agama Islam

Mandi adalah meratakan air ke seluruh tubuh dengan tujuan untuk menghilangkan hadats besar.

Mandi Wajib / Mandi Junub :
1. Mandi yang dilakukan setelah bersetubuh (melakukan hubungan suami istri)
2. Setelah Haid/Menstruasi (Wanita)
3. Setelah Melahirkan/Nifas (Wanita)
4. Meninggal Dunia

Mandi Sunat/Sunah :
1. Mandi untuk Shalat jum'at
2. Mandi untuk Shalat hari raya
3. Sadar dari kehilangan kesadaran akibat pingsan, gila, dbb
4. Muallaf (baru memeluk/masuk agama islam)
5. Setelah memendikan mayit/mayat/jenazah
6. Saat hendak Ihram
7. Ketika akan Sa'i
8. Ketika hendak thawaf
9. dan lain sebagainya

Niat Mandi :
NAWAITUL GHUSLA LIROF'IL HADATSIL AKBARI FARDHOL LILLAHI TA'AALAA

Artinya :
Aku niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar fardhu karena Allah SWT.



semoga bermanfaat

HIV AIDS

Pengertian, Definisi dan Cara Penularan / Penyebaran Virus HIV AIDS - Info / Informasi Penyakit Menular Seksual / PMS

A. Virus HIV

HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat menyebabkan AIDS dengan cara menyerang sel darah putih yang bernama sel CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang pada akhirnya tidak dapat bertahan dari gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun.

Virus HIV menyerang sel CD4 dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga tidak dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat diperlukan untuk sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya adalah kita dapat meninggal dunia terkena pilek biasa.

B. Penyakit AIDS

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan dampak atau efek dari perkembang biakan virus hiv dalam tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu untuk menyebabkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS disebabkan oleh melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 pada sel darah putih yang banyak dirusak oleh Virus HIV.

Ketika kita terkena Virus HIV kita tidak langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS dibutuhkan waktu yang lama, yaitu beberapa tahun untuk dapat menjadi AIDS yang mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini tidak ada obat, serum maupun vaksin yang dapat menyembuhkan manusia dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS.

C. Metode / Teknik Penularan dan Penyebaran Virus HIV AIDS
- Darah
Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi pada kulit yang terluka, jarum suntik, dsb
- Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria
Contoh : Laki-laki berhubungan badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, oral seks, dsb.
- Cairan Vagina pada Perempuan
Contoh : Wanita berhubungan badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, oral seks, dll.
- Air Susu Ibu / ASI
Contoh : Bayi minum asi dari wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, dan lain sebagainya.

Cairan Tubuh yang tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ :
- Air liur / air ludah / saliva
- Feses / kotoran / tokai / bab / tinja
- Air mata
- Air keringat
- Air seni / air kencing / air pipis / urin / urine

Tambahan :
Jangan mengucilkan dan menjauhi penderita HIV karena mereka membutuhkan bantuan dan dukungan agar bisa melanjutkan hidup tanpa banyak beban dan berpulang ke rahmatullah dengan ikhlas.



semoga bermanfaat

Wudhu

Pengertian Wudhu dan Tata Cara Wudhu - Agama Islam

Wudhu adalah mensucikan diri dari segala hadast kecil sesuai dengan aturan syariat islam.

Niat Wudhu :
NAWAITUL WUDHUU-A LIROF'IL HADATSIL ASGHORI FARDHOL LILLAHI TA'AALAA.

Artinya :
Saya niat berwudhu untuk menghilangkan hadats kecil karena Allah Ta'ala.

Yang dapat membatalkan wudhu anda :
a. mengeluarkan suatu zat dari qubul (kemaluan) dan dubur (anus). Misalnya buang air kecil, air besar, buang angin/kentut dan lain sebagainya.
b. kehilangan kesadaran baik karena pingsan, ayan, kesurupan, gila, mabuk, dan lain-lain.
c. Bersentuhan dengan lawan jenis yang bukan muhrimnya tanpa tutup.
d. tidur dengan nyenyak, kecuali tidur mikro (micro sleep) sambil duduk tanpa berubah kedudukan.

Cara Berwudhu :
a. membaca bismillah
b. membasuh tangan
c. niat wudhu
d. berkumur dan membesihkan gigi (3x)
e. membasuh seluruh muka/wajah sampai rata (sela-sea janggut bila ada) (3x)
f. membasuh tangan hinnga siku merata (3x yang kanan dulu)
g. membasuh rambut bagian depan hingga rata (3x)
h. membasuh daun telinga/kuping hinnga merata (3x sebelah kanan dulu)
i. membasuh kaki hingga mata kaki sampai rata (3x kanan dahulu)
j. membaca doa setelah wudhu


semoga bermanfaat

25 Nama Nabi

25 Nama Nabi dan Rasul yang Wajib Kita Ketahui - Agama Islam

Dalam agama islam terdapat 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui dengan Nabi Muhammad SAW sebagai nabi yang terakhir untuk seluruh umat spanjang masa, yaitu :
1. Adam AS.
2. Idris AS.
3. Nuh AS.
4. Hud AS.
5. Soleh AS.
6. Ibrahim AS.
7. Luth AS.
8. Ismail AS.
9. Ishak AS.
10. Yakub AS.
11. Yusuf AS.
12. Ayub AS.
13. Sueb AS.
14. Musa AS.
15. Harun AS.
16. Zulkifli AS.
17. Daud AS.
18. Sulaiman AS.
19. Ilyas AS.
20. Ilyasa AS.
21. Yunus AS.
22. Zakaria AS.
23. Yahya AS.
24. Isa AS.
25. Muhammad SAW.

Nabi yang mendapat julukan Ulul Azmi atau nabi/rasul yang memiliki ketabahan yang luar biasa dalam menjalankan kenabiannya :
1. Nuh AS.
2. Ibrahim AS.
3. Musa AS.
4. Isa AS.
5. Muhammad SAW.



mudah-mudahan bermanfaat

Pengertian dan Penjelasan Shalat Sunat Tahajud, Dhuha, Istikhoroh, Tasbih, Taubat, Hajat, Safa

1. Shalat Sunat Tahajud
Shalat sunat tahajud adalah shalat yang dikerjakan pada waktu tengah malam di antara shalat isya dan Shalat shubuh setelah bangun tidur. Jumlah rokaat shalat tahajud minimal dua rokaat hingga tidak terbatas. Saat hendak kembali tidur sebaiknya membaca ayat kursi, surat al ikhlas, surat al falaq dan surat an nas.

2. Shalat Sunat Dhuha
Shalat Dhuha adalah shalat sunat yang dilakukan pada pagi hari antara pukul 07.00 hingga jam 10.00 waktu setempat. Jumlah roka'at shalat dhuha minimal dua rokaat dan maksimal dua belas roka'at dengan satu salam setiap du roka'at. Manfaat dari shalat dhuha adalah supaya dilapangkan dada dalam segala hal, terutama rejeki. Saat melakukan sholat dhuha sebaiknya membaca ayat-ayat surat al-waqi'ah, adh-dhuha, al-quraisy, asy-syamsi, al-kafirun dan al-ikhlas.

3. Shalat Sunat Istikhoroh
Shalat istikhoroh adalah shalat yang tujuannya adalah untuk mendapatkan petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan hidup baik yang terdiri dari dua hal/perkara maupun lebih dari dua. Hasil dari petunjuk Allah SWT akan menghilangkan kebimbangan dan kekecewaan di kemudian hari. Setiap kegagalan akan memberikan pelajaran dan pengalaman yang kelak akan berguna di masa yang akan datang. Contoh kasus penentuan pilihan :
- memilih jodoh suami/istri
- memilih pekerjaan
- memutuskan suatu perkara
- memilih tempat tinggal, dan lain sebagainya
Dalam melakukan shalat istikharah sebaiknya juga melakukan, puasa sunat, sodakoh, zikir, dan amalan baik lainnya.

4. Shalat Sunat Tasbih
Shalat tasbih adalah solat yang bertujuan untuk memperbanyak memahasucikan Allah SWT. Waktu pengerjaan shalat bebas. Setiap rokaat dibarengi dengan 75 kali bacaan tasbih. Jika shalat dilakukan siang hari, jumlah rokaatnya adalah empat rokaat salam salam, sedangkan jika malam hari dengan dua salam.

5. Shalat Sunat Taubat
Shalat taubat adalah shalat dua roka'at yang dikerjakan bagi orang yang ingin bertaubat, insyaf atau menyesali perbuatan dosa yang telah dilakukannya dengan bersumpah tidak akan melakukan serta mengulangi perbuatan dosanya tersebut. Sebaiknya shalat sunah taubat dibarengi dengan puasa, sodaqoh dan sholat.

6. Shalat Sunat Hajat
Shalat Hajat adalah shalat agar hajat atau cita-citanya dikabulkan oleh Allah SWT. Shalat hajat dikerjakan bersamaan dengan ikhtiar atau usaha untuk mencapai hajat atau cita-cita. Shalat sunah hajat dilakukan minimal dua rokaat dan maksimal duabelas bisa kapan sajadengan satu salam setiap dua roka'at, namun lebih baik dilakukan pada sepertiga terakhir waktu malam.

7. Shalat Sunat Safar
Shalat safar adalah solat yang dilakukan oleh orang yang sebelum bepergian atau melakukan perjalanan selama tidak bertujuan untuk maksiat seperti pergi haji, mencari ilmu, mencari kerja, berdagang, dan sebagainya. Tujuan utamanya adalah supaya mendapat keridhoan, keselamatan dan perlindungan dari Allah SWT.




semoga bisa bermanfaat

Sabtu, 01 Mei 2010

PEMANASAN GLOBAL

Pemanasan global

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari
Anomali temperatur permukaan rata-rata selama periode 1995 sampai 2004 dengan dibandingkan pada temperatur rata-rata dari 1940 sampai 1980

Pemanasan global atau Global Warming adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1] melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C (2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrim,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.


Penyebab pemanasan global

[sunting] Efek rumah kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat dingin. Dengan temperatur rata-rata sebesar 15 °C (59 °F), bumi sebenarnya telah lebih panas 33 °C (59 °F)dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18 °C sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

[sunting] Efek umpan balik

Anasir penyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. (Walaupun umpan balik ini meningkatkan kandungan air absolut di udara, kelembaban relatif udara hampir konstan atau bahkan agak menurun karena udara menjadi menghangat).[3] Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Efek umpan balik karena pengaruh awan sedang menjadi objek penelitian saat ini. Bila dilihat dari bawah, awan akan memantulkan kembali radiasi infra merah ke permukaan, sehingga akan meningkatkan efek pemanasan. Sebaliknya bila dilihat dari atas, awan tersebut akan memantulkan sinar Matahari dan radiasi infra merah ke angkasa, sehingga meningkatkan efek pendinginan. Apakah efek netto-nya menghasilkan pemanasan atau pendinginan tergantung pada beberapa detail-detail tertentu seperti tipe dan ketinggian awan tersebut. Detail-detail ini sulit direpresentasikan dalam model iklim, antara lain karena awan sangat kecil bila dibandingkan dengan jarak antara batas-batas komputasional dalam model iklim (sekitar 125 hingga 500 km untuk model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat). Walaupun demikian, umpan balik awan berada pada peringkat dua bila dibandingkan dengan umpan balik uap air dan dianggap positif (menambah pemanasan) dalam semua model yang digunakan dalam Laporan Pandangan IPCC ke Empat.[3]

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es.[4] Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air di bawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Umpan balik positif akibat terlepasnya CO2 dan CH4 dari melunaknya tanah beku (permafrost) adalah mekanisme lainnya yang berkontribusi terhadap pemanasan. Selain itu, es yang meleleh juga akan melepas CH4 yang juga menimbulkan umpan balik positif.

Kemampuan lautan untuk menyerap karbon juga akan berkurang bila ia menghangat, hal ini diakibatkan oleh menurunya tingkat nutrien pada zona mesopelagic sehingga membatasi pertumbuhan diatom daripada fitoplankton yang merupakan penyerap karbon yang rendah.[5]

[sunting] Variasi Matahari

Variasi Matahari selama 30 tahun terakhir.

Terdapat hipotesa yang menyatakan bahwa variasi dari Matahari, dengan kemungkinan diperkuat oleh umpan balik dari awan, dapat memberi kontribusi dalam pemanasan saat ini.[6] Perbedaan antara mekanisme ini dengan pemanasan akibat efek rumah kaca adalah meningkatnya aktivitas Matahari akan memanaskan stratosfer sebaliknya efek rumah kaca akan mendinginkan stratosfer. Pendinginan stratosfer bagian bawah paling tidak telah diamati sejak tahun 1960,[7] yang tidak akan terjadi bila aktivitas Matahari menjadi kontributor utama pemanasan saat ini. (Penipisan lapisan ozon juga dapat memberikan efek pendinginan tersebut tetapi penipisan tersebut terjadi mulai akhir tahun 1970-an.) Fenomena variasi Matahari dikombinasikan dengan aktivitas gunung berapi mungkin telah memberikan efek pemanasan dari masa pra-industri hingga tahun 1950, serta efek pendinginan sejak tahun 1950.[8][9]

Ada beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000.[10] Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh.[11] Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat "keterangan" dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat "keterangannya" selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global.[12][13] Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.[14]



Dampak atau Akibat pemanasan global

Para ilmuan menggunakan model komputer dari temperatur, pola presipitasi, dan sirkulasi atmosfer untuk mempelajari pemanasan global. Berdasarkan model tersebut, para ilmuan telah membuat beberapa prakiraan mengenai dampak pemanasan global terhadap cuaca, tinggi permukaan air laut, pantai, pertanian, kehidupan hewan liar dan kesehatan manusia.

[sunting] Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, dimana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini)[22]. Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

[sunting] Peningkatan permukaan laut

Perubahan tinggi rata-rata muka laut diukur dari daerah dengan lingkungan yang stabil secara geologi.

Ketika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat, sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 - 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 - 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

[sunting] Suhu global cenderung meningkat

Orang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

[sunting] Gangguan ekologis

Hewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

[sunting] Dampak sosial dan politik

Perubahan cuaca dan lautan dapat mengakibatkan munculnya penyakit-penyakit yang berhubungan dengan panas (heat stroke) dan kematian. Temperatur yang panas juga dapat menyebabkan gagal panen sehingga akan muncul kelaparan dan malnutrisi. Perubahan cuaca yang ekstrem dan peningkatan permukaan air laut akibat mencairnya es di kutub utara dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan bencana alam (banjir, badai dan kebakaran) dan kematian akibat trauma. Timbulnya bencana alam biasanya disertai dengan perpindahan penduduk ke tempat-tempat pengungsian dimana sering muncul penyakit, seperti: diare, malnutrisi, defisiensi mikronutrien, trauma psikologis, penyakit kulit, dan lain-lain.

Pergeseran ekosistem dapat memberi dampak pada penyebaran penyakit melalui air (Waterborne diseases) maupun penyebaran penyakit melalui vektor (vector-borne diseases). Seperti meningkatnya kejadian Demam Berdarah karena munculnya ruang (ekosistem) baru untuk nyamuk ini berkembang biak. Dengan adamya perubahan iklim ini maka ada beberapa spesies vektor penyakit (eq Aedes Agipty), Virus, bakteri, plasmodium menjadi lebih resisten terhadap obat tertentu yang target nya adala organisme tersebut. Selain itu bisa diprediksi kan bahwa ada beberapa spesies yang secara alamiah akan terseleksi ataupun punah dikarenakan perbuhan ekosistem yang ekstreem ini. hal ini juga akan berdampak perubahan iklim (Climat change)yang bis berdampak kepada peningkatan kasus penyakit tertentu seperti ISPA (kemarau panjang / kebakaran hutan, DBD Kaitan dengan musim hujan tidak menentu)

Gradasi Lingkungan yang disebabkan oleh pencemaran limbah pada sungai juga berkontribusi pada waterborne diseases dan vector-borne disease. Ditambah pula dengan polusi udara hasil emisi gas-gas pabrik yang tidak terkontrol selanjutnya akan berkontribusi terhadap penyakit-penyakit saluran pernafasan seperti asma, alergi, coccidiodomycosis, penyakit jantung dan paru kronis, dan lain-lain.

Langkah-Langkah yang harus dilakukan untuk mengurangi pemanasan global

Konsumsi total bahan bakar fosil di dunia meningkat sebesar 1 persen per-tahun. Langkah-langkah yang dilakukan atau yang sedang diskusikan saat ini tidak ada yang dapat mencegah pemanasan global di masa depan. Tantangan yang ada saat ini adalah mengatasi efek yang timbul sambil melakukan langkah-langkah untuk mencegah semakin berubahnya iklim di masa depan.

Kerusakan yang parah dapat di atasi dengan berbagai cara. Daerah pantai dapat dilindungi dengan dinding dan penghalang untuk mencegah masuknya air laut. Cara lainnya, pemerintah dapat membantu populasi di pantai untuk pindah ke daerah yang lebih tinggi. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat, dapat menyelamatkan tumbuhan dan hewan dengan tetap menjaga koridor (jalur) habitatnya, mengosongkan tanah yang belum dibangun dari selatan ke utara. Spesies-spesies dapat secara perlahan-lahan berpindah sepanjang koridor ini untuk menuju ke habitat yang lebih dingin.

Ada dua pendekatan utama untuk memperlambat semakin bertambahnya gas rumah kaca. Pertama, mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut atau komponen karbon-nya di tempat lain. Cara ini disebut carbon sequestration (menghilangkan karbon). Kedua, mengurangi produksi gas rumah kaca.

[sunting] Menghilangkan karbon

Cara yang paling mudah untuk menghilangkan karbon dioksida di udara adalah dengan memelihara pepohonan dan menanam pohon lebih banyak lagi. Pohon, terutama yang muda dan cepat pertumbuhannya, menyerap karbon dioksida yang sangat banyak, memecahnya melalui fotosintesis, dan menyimpan karbon dalam kayunya. Di seluruh dunia, tingkat perambahan hutan telah mencapai level yang mengkhawatirkan. Di banyak area, tanaman yang tumbuh kembali sedikit sekali karena tanah kehilangan kesuburannya ketika diubah untuk kegunaan yang lain, seperti untuk lahan pertanian atau pembangunan rumah tinggal. Langkah untuk mengatasi hal ini adalah dengan penghutanan kembali yang berperan dalam mengurangi semakin bertambahnya gas rumah kaca.

Gas karbon dioksida juga dapat dihilangkan secara langsung. Caranya dengan menyuntikkan (menginjeksikan) gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar ke permukaan (lihat Enhanced Oil Recovery). Injeksi juga bisa dilakukan untuk mengisolasi gas ini di bawah tanah seperti dalam sumur minyak, lapisan batubara atau aquifer. Hal ini telah dilakukan di salah satu anjungan pengeboran lepas pantai Norwegia, dimana karbon dioksida yang terbawa ke permukaan bersama gas alam ditangkap dan diinjeksikan kembali ke aquifer sehingga tidak dapat kembali ke permukaan.

Salah satu sumber penyumbang karbon dioksida adalah pembakaran bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar fosil mulai meningkat pesat sejak revolusi industri pada abad ke-18. Pada saat itu, batubara menjadi sumber energi dominan untuk kemudian digantikan oleh minyak bumi pada pertengahan abad ke-19. Pada abad ke-20, energi gas mulai biasa digunakan di dunia sebagai sumber energi. Perubahan tren penggunaan bahan bakar fosil ini sebenarnya secara tidak langsung telah mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepas ke udara, karena gas melepaskan karbon dioksida lebih sedikit bila dibandingkan dengan minyak apalagi bila dibandingkan dengan batubara. Walaupun demikian, penggunaan energi terbaharui dan energi nuklir lebih mengurangi pelepasan karbon dioksida ke udara. Energi nuklir, walaupun kontroversial karena alasan keselamatan dan limbahnya yang berbahaya, bahkan tidak melepas karbon dioksida sama sekali.

[sunting] Persetujuan internasional

Kerjasama internasional diperlukan untuk mensukseskan pengurangan gas-gas rumah kaca. Di tahun 1992, pada Earth Summit di Rio de Janeiro, Brazil, 150 negara berikrar untuk menghadapi masalah gas rumah kaca dan setuju untuk menterjemahkan maksud ini dalam suatu perjanjian yang mengikat. Pada tahun 1997 di Jepang, 160 negara merumuskan persetujuan yang lebih kuat yang dikenal dengan Protokol Kyoto.

Perjanjian ini, yang belum diimplementasikan, menyerukan kepada 38 negara-negara industri yang memegang persentase paling besar dalam melepaskan gas-gas rumah kaca untuk memotong emisi mereka ke tingkat 5 persen di bawah emisi tahun 1990. Pengurangan ini harus dapat dicapai paling lambat tahun 2012. Pada mulanya, Amerika Serikat mengajukan diri untuk melakukan pemotongan yang lebih ambisius, menjanjikan pengurangan emisi hingga 7 persen di bawah tingkat 1990; Uni Eropa, yang menginginkan perjanjian yang lebih keras, berkomitmen 8 persen; dan Jepang 6 persen. Sisa 122 negara lainnya, sebagian besar negara berkembang, tidak diminta untuk berkomitmen dalam pengurangan emisi gas.

Akan tetapi, pada tahun 2001, Presiden Amerika Serikat yang baru terpilih, George W. Bush mengumumkan bahwa perjanjian untuk pengurangan karbon dioksida tersebut menelan biaya yang sangat besar. Ia juga menyangkal dengan menyatakan bahwa negara-negara berkembang tidak dibebani dengan persyaratan pengurangan karbon dioksida ini. Kyoto Protokol tidak berpengaruh apa-apa bila negara-negara industri yang bertanggung jawab menyumbang 55 persen dari emisi gas rumah kaca pada tahun 1990 tidak meratifikasinya. Persyaratan itu berhasil dipenuhi ketika tahun 2004, Presiden Rusia Vladimir Putin meratifikasi perjanjian ini, memberikan jalan untuk berlakunya perjanjian ini mulai 16 Februari 2005.

Banyak orang mengkritik Protokol Kyoto terlalu lemah. Bahkan jika perjanjian ini dilaksanakan segera, ia hanya akan sedikit mengurangi bertambahnya konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer. Suatu tindakan yang keras akan diperlukan nanti, terutama karena negara-negara berkembang yang dikecualikan dari perjanjian ini akan menghasilkan separuh dari emisi gas rumah kaca pada 2035. Penentang protokol ini memiliki posisi yang sangat kuat. Penolakan terhadap perjanjian ini di Amerika Serikat terutama dikemukakan oleh industri minyak, industri batubara dan perusahaan-perusahaan lainnya yang produksinya tergantung pada bahan bakar fosil. Para penentang ini mengklaim bahwa biaya ekonomi yang diperlukan untuk melaksanakan Protokol Kyoto dapat menjapai 300 milyar dollar AS, terutama disebabkan oleh biaya energi. Sebaliknya pendukung Protokol Kyoto percaya bahwa biaya yang diperlukan hanya sebesar 88 milyar dollar AS dan dapat lebih kurang lagi serta dikembalikan dalam bentuk penghematan uang setelah mengubah ke peralatan, kendaraan, dan proses industri yang lebih effisien.

Pada suatu negara dengan kebijakan lingkungan yang ketat, ekonominya dapat terus tumbuh walaupun berbagai macam polusi telah dikurangi. Akan tetapi membatasi emisi karbon dioksida terbukti sulit dilakukan. Sebagai contoh, Belanda, negara industrialis besar yang juga pelopor lingkungan, telah berhasil mengatasi berbagai macam polusi tetapi gagal untuk memenuhi targetnya dalam mengurangi produksi karbon dioksida.

Setelah tahun 1997, para perwakilan dari penandatangan Protokol Kyoto bertemu secara reguler untuk menegoisasikan isu-isu yang belum terselesaikan seperti peraturan, metode dan pinalti yang wajib diterapkan pada setiap negara untuk memperlambat emisi gas rumah kaca. Para negoisator merancang sistem dimana suatu negara yang memiliki program pembersihan yang sukses dapat mengambil keuntungan dengan menjual hak polusi yang tidak digunakan ke negara lain. Sistem ini disebut perdagangan karbon. Sebagai contoh, negara yang sulit meningkatkan lagi hasilnya, seperti Belanda, dapat membeli kredit polusi di pasar, yang dapat diperoleh dengan biaya yang lebih rendah. Rusia, merupakan negara yang memperoleh keuntungan bila sistem ini diterapkan. Pada tahun 1990, ekonomi Rusia sangat payah dan emisi gas rumah kacanya sangat tinggi. Karena kemudian Rusia berhasil memotong emisinya lebih dari 5 persen di bawah tingkat 1990, ia berada dalam posisi untuk menjual kredit emisi ke negara-negara industri lainnya, terutama mereka yang ada di Uni Eropa.


Program-program Pemerintah dan Dunia untuk hal Pemanasan Global

Presiden SBY: Pemerintah Tetapkan 15 Program Pilihan untuk 100 Hari PDF Print
06-11-2009

Jakarta: Dalam seratus hari pemerintahan pimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono periode kedua ini ada 45 program penting yang akan dijalankan pemerintah di seluruh tanah air, yang berkaitan dengan pembangunan sektoral dan regional.

Demikian dikatakan Presiden SBY dalam konferesi pers hari Kamis (5/11) sore, setelah memimpin sidang paripurna Kabinet Indonesia Bersatu II, di kantor kepresidenan. Program-program aksi tersebut, merupakan Program 100 Hari Kabinet Indonesia Bersatu II dan program yang akan dijalankan selama lima tahun. Dari 45 program aksi itu, Presiden menetapkan 15 diantaranya disebut dengan Program Pilihan yang wajib diimplementasikan dalam jangka waktu 100 hari pertama. Saat memberi keterangan pers, Presiden SBY didampingi Wapres Boediono.

"Dari tahun pertama ini, satu penggal waktu yang sangat penting adalah program 100 hari. Oleh karena itu, kalau kami merancang, menyusun, mendengarkan rekomendasi, menyempurnakan dan saya tetapkan hari ini program itu, agar 100 hari pertama kita bisa melakukan kegiatan-kegiatan yang penting agar 1 tahun pertama pemerintah ini juga mencapai banyak hal, dan insya Allah lima tahun mendatang kita bisa mencapai hasil yang lebih tinggi lagi dibandingkan lima tahun yang lalu," lanjutnya.

Program Pilihan Kabinet Indonesia Bersatu II yang pertama adalah pemberantasan mafia hukum. "Yang saya sebut dengan mafia berkaitan dengan hukum dalam arti yang luas adalah, mereka-mereka yang melakukan berbagai kegiatan yang merugikan pihak lain. Misalnya makelar kasus, suap menyuap, pemerasan, jual beli perkara, mengancam saksi, mengancam pihak-pihak lain, pungutan-pungutan yang tidak semestinya dan sebagainya, yang disamping merusak rasa keadilan dan kepastian hukum, juga menimbulkan kerugian material bagi mereka yang menjadi korban dan mendatangkan keuntungan yang tidak halal, yang tidak legal bagi mereka yang menjalankan kegiatan mafia itu," jelasnya. Presiden SBY juga menyerukan kepada seluruh rakyat Indonesia yang merasa menjadi korban mafia hukum, diharapkan dapat melaporkannya melalui PO BOX 9949, Jakarta 10000.

Presiden SBY minta dukungan rakyat Indonesia untuk memberantas mafia hukum. "Mari kita bikin sistem kita makin bersih ke depan ini. Mari kita bongkar, bersihkan dan berantas mafia-mafia ini. Dengan demikian hukum akan tegak dan pasti dan tidak perlu ada yang menjadi korban," seru Presiden.

Program Pilihan yang kedua, adalah melakukan revitalisasi industri pertahanan. "Dalam 100 hari ini harus dibikin masterplan, roadmap untuk merevitalisasi industri-industri pertahanan ini. Termasuk di dalamnya apa yang akan diproduksi, terutama untuk memenuhi keperluan dalam negeri, bisa juga untuk memenuhi keperluan dari luar negeri utamanya kontrak-kontrak yang sedang berjalan. Kita akan pastikan pula bagaimana segi-segi pembiayaan. Kalau menggunakan sumber pendanaan dalam negeri seperti apa? Kalau harus digunakan fasilitas perbankan dalam negeri seperti apa? Yang jelas kita tidak ingin industri pertahanan yang bisa didayagunakan dengan baik, tapi tidak segera direvitalisasi akan merugi," jelas SBY.

Presiden SBY juga menetapkan penanggulangan terorisme sebagai Program Pilihan yang ketiga. "Penanggulangan terorisme jangan hanya mengedepankan segi-segi penindakan atau operasi mliter, operasi intelijen dan operasi - operasi sejenis. Kita juga harus memasuki wilayah yang sangat penting, yaitu pencegahan dan penangkalan tindak pidana terorisme itu. Kita akan mengajak banyak tokoh atau pemuka masyarkat dan pihak-pihak terkait untuk menjadi bagian dari upaya besar pencegahan dan penangkalan terorisme ini melalui jalur pendidikan, kegiatan di masyarakat dan lain-lainnya. Akan kita tingkatkan kapasitasnya dan kemampuannya, dengan demikian kita bisa menanggulangi dan menangkal terorisme dengan lebih baik untuk melindungi keamanan dan keselamatan seluruh rakyat Indonesia," ujar SBY.

Program keempat adalah mengatasi permasalahan listrik. "Dalam 100 hari ini akan kita pastikan bahwa lima tahun mendatang kita meningkatkan kapasitas listrik agar bisa mengimbangi keperluan riil industri komersil, rumah tangga, transport dan lain - lainnya. Dalam 100 hari ini pula kita akan melakukan pemetaan provinsi demi provinsi berapa kekurangan yang ada," jelasnya.

Program kelima adalah meningkatkan produksi dan ketahanan pangan. "Dalam 100 hari ini akan dirumuskan kembali rencana induk, termasuk tahapan sampai dengan tahun 2014 untuk meningkatkan ketahanan pangan terutama untuk mencapai komoditas-komoditas yang belum dicapai 5 tahun pertama. Misalnya daging sapi, kedelai, gula secara keseluruhan. Tentu disini, berkaitan dengna faktor pendukung, irigasi, pupuk, subsidi khusus bunga bagi petani, hasil research dan sebagainya. Kita akan membuat satu rencana induk yang implementatif dan akan kita jalankan lima tahun mendatang agar produksi dan produktvitas pangan kita meningkat," papar Presiden, didampingi Wakil Presiden Boediono.

Revitalisasi pabrik pupuk dan gula ditetapkan oleh Presiden SBY sebagai Program Pilihan keenam. "Dikaitkan dengan pertumbuhan pertanina, maka kapasitas pabrik pupuk harus meningkat, produksinya harus meningkat. Dalam 100 hari ini harus sudah jadi cetak biru dan program termasuk peningkatan kapasitas pabrik gula," jelas SBY.

Presiden SBY juga menetapkan bahwa pemerintah akan terus melakukan langkah yang lebih konklusif untuk membenahi kompleksitas penggunaan tanah dan tata ruang sebagai Program Piliham ketujuh. "Banyak keluhan di daerah-daerah di Indonesia, dimana usaha perekonomian daerah tidak mulus karena tumpang tindih, karena tabrakan penggunaan lahan berikut tata ruangnya. Bukan rahasia lagi, kadang-kadang UU tidak sinkron antara UU Kehutanan, UU Pertambangan, UU Lingkungan Hidup. Demikian juga tata perijinan dan penggunaan di lapangan. Oleh karena itu, aspek agraria, pertanahan, dan tata ruang sangat penting dan akan menjadi prioritas utama. Pemerintah pusat, departemen lembaga terkait, pemerintah daerah dalam hal ini gubernur, duduk bersama untuk memastikan bahwa ada solusi atas semuanya. Sehingga100 hari ini kita rumuskan mekanisme. Kalau ada konflik UU bagaimana revisinya, maka harapan kita lima tahun mendatang lebih banyak lahan-lahan yang bisa digunakan untuk kepentingan perekonomian yang produktif dan membawa manfaat bagi rakyat kita," ujar SBY.

Peningkatan infrastruktur merupakan Program Pilihan kedelapan yang ditetapkan oleh Presiden SBY. "Dalam 100 hari pertama ini akan ada cetak biru sekaligus kita pikirkan pendanaannya, sehingga semua bisa dijalankan. Dalam merumuskan ini, pemerintah pusat akan bekerja sama seerat-eratnya dengan pemerintah daerah dan dunia usaha. Karena banyak sekali infrastruktur yang mesti dijalankan dengna scheme public private partnership," tutur Presiden.

Program Pilihan yang kesembilan adalah meningkatkan pinjaman Usaha Mikro, Usaha Kecil dan Usaha Menengah yang dikaitkan dengan Kredit Usaha Rakyat. "Ini penting karena berkaitan dengna upaya lima tahun mendatang untuk meningkatkan kewirausahaan dengan balai-balai latihan kerja di berbagai daerah. Kalau mereka bisa mencetak tenaga-tenaga trampil di tingkat kabupaten dan kota dan kita aliri dengan KUR ini maka harapan kita, UKM itu terus bangkit. Dengan demikian penghasilan rumah tangga akan makin baik dan kemiskinan dan pengangguran berkurang," ujarnya.

Program Pilihan yang kesepuluh adalah mengenai pendanaan. "Sudah kita hitung APBN - APBD kita. Proyeksi tiap tahunnya sampai 2014. Jumlahnya tetap belum memadai, masih harus memobiliasi sumber pembiayaan di luar APBN-APBD. Itu yang akan kita lakukan, baik itu yang akan menanamkan modal dari dalam dan luar negeri. Dengan demikian rencana dan program yang baik bisa dibiayai," jelasnya.

Usaha untuk menanggulangi perubahan iklim dan lingkungan merupakan Program Pilihan kesebelas yang ditetapkan oleh Presiden SBY. "Harus ada rencana aksi lima tahun mendatang yang 100 hari ini kita pastikan kita miliki adalah kontribusi Indonesia dalam mengelola perubahan iklim dam pemanasan global. Utamanya adalah ktia pastikan dalam memelihara hutan di seluruh Indonesia, terlaksana dengan baik. Terus melanjutkan bahkan intensifkan upaya pemberantasan pembalakan liar, upaya cegah kebakaran dan pembakaran hutan, memelihara hutan-hutan lindung. Dengan demikian dari aspek hutan, Indonesia betul-betul bisa mencegah terjadinya pemanasan global yang tidak perlu," ujarnya.

Sedangkan untuk Program Pilihan yang keduabelas adalah melakukan reformasi kesehatan dengan mengubah paradigma masyarakat. "Paradigma meningkatkan kesehatan masyarakat atau sehat itu indah, sehat itu gratis, dalam arti bagi yang tidak mampu, saudara kita yang miskin, sangat miskin, kita dorong untuk sehat dan kemudian tidak harus berobat. Itu adalah reformasi kesehatan yang rencana pastinya harus jadi pada 100 hari pertama ini," jelasnya.

Presiden SBY juga menetapkan reformasi di bidang pendidikan sebagai salah satu Program Pilihannya. "Pada 100 hari ini adalah menyambungkan atau mencegah mismatch antara yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan dan lembaga pelatihan dengan keperluan pasar tenaga kerja. Banyakyang dihasilkan oleh perguruan tinggi oleh sekolah-sekolah kejuruan, oleh balai-balai latihan kerja, tidak selalu klop dengan yang diminta pasar tenaga kerja," ujarnya SBY.

Kesiap-siagaan dalam penanggulangan bencana alam ditetapkan sebagai salah satu Program Pilihan. "Upaya untuk meningkatkan kesiagaan kita menghadapi bencana adalah dengan telah dibentuknya Badan Nasional Penanggulangan Bencana. Melanjutkan usaha itu, maka akan kita bentuk Standby Force. Setiap saat siap dikerahkan kemanapun di Indonesia ini," ujar SBY.

Program Pilihan yang terakhir adalah melakukan koordinasi yang erat antara pemerintah pusat dan daerah dalam pembangunan di segala bidang. "Semua yang kita lakukan lima tahun mendatang apakah itu pembangunan ekonomi, kesejahetraaan rakyat, hukum dan keamanan, butuh sinergi. Perlu koordinasi yang erat. Oleh karena itu, nanti awal bulan Desember akan ada pertemuan para gubernur seluruh Indonesia untuk mensinkronisasikan upaya pembangunan," jelasnya.

Program 100 Hari ini, menurut SBY harus dicapai karena ini tahap pertama untuk mensukseskan tahun pertama. "Tahun pertama tidak ringan, critical, agar lima tahun ke depan lebih baik lagi pembangunan kita. Setelah ini akan lebih banyak bekerja karena sudah kita siapkan semua, rencana dan persiapan yang baik ini. Kalau kita tidak punya rencana dan arah, apa yang akan kita laksanakan akan gagal," tegas SBY. (mit)

http://www.presidensby.info/index.php/fokus/2009/11/05/4851.html

WWF dan Perubahan Iklim

Climate change has been a priority for WWF for over 20 years as climate disruption poses a fundamental threat to the vulnerable places, species and people WWF seeks to protect. Perubahan iklim telah menjadi prioritas untuk WWF selama lebih dari 20 tahun sebagai gangguan iklim merupakan ancaman fundamental ke tempat-tempat rentan, spesies dan orang-orang WWF berusaha untuk melindungi.

To adequately slow climate change we urgently must reduce global greenhouse gas emissions. Untuk cukup lambat perubahan iklim kita sangat harus mengurangi emisi gas rumah kaca global. We are leveraging the power of WWF's network of organizations around the world to build support for the new post-2012 global climate agreement at from Copenhagen that is fair, effective and science-based. Kami memanfaatkan kekuatan jaringan WWF organisasi di seluruh dunia untuk membangun dukungan untuk perjanjian pasca-2012 pada iklim global yang baru dari Kopenhagen yang adil, efektif dan berbasis ilmu pengetahuan.

Promoting domestic and international efforts to reduce global emissions of greenhouse gases to at least 80% below 1990 levels by 2050, WWF is calling on the new administration to act decisively on climate change. Menggalakkan upaya-upaya domestik dan internasional untuk mengurangi emisi global gas rumah kaca sedikitnya 80% di bawah tingkat 1990 pada tahun 2050, WWF menyerukan pemerintah baru untuk bertindak tegas pada perubahan iklim. Combining global outreach with local expertise WWF has led a variety of adaptation and resilience projects around the world, published leading text on climate change issues, and established the global initiative Earth Hour, when millions of people around the world cast a vote in favor of action on climate change. Menggabungkan penjangkauan global dengan WWF keahlian lokal telah menyebabkan berbagai proyek adaptasi dan ketahanan di seluruh dunia, diterbitkan teks terkemuka pada isu perubahan iklim, dan membangun inisiatif global Earth Hour, ketika jutaan orang di seluruh dunia memberikan suara mendukung tindakan pada perubahan iklim. Learn more about the WWF Climate Program and what you can do to make a difference. Pelajari lebih lanjut tentang WWF Program Iklim dan apa yang dapat Anda lakukan untuk melakukan perubahan.

WWF dan Perubahan Iklim

Climate change has been a priority for WWF for over 20 years as climate disruption poses a fundamental threat to the vulnerable places, species and people WWF seeks to protect. Perubahan iklim telah menjadi prioritas untuk WWF selama lebih dari 20 tahun sebagai gangguan iklim merupakan ancaman fundamental ke tempat-tempat rentan, spesies dan orang-orang WWF berusaha untuk melindungi.

To adequately slow climate change we urgently must reduce global greenhouse gas emissions. Untuk cukup lambat perubahan iklim kita sangat harus mengurangi emisi gas rumah kaca global. We are leveraging the power of WWF's network of organizations around the world to build support for the new post-2012 global climate agreement at from Copenhagen that is fair, effective and science-based. Kami memanfaatkan kekuatan jaringan WWF organisasi di seluruh dunia untuk membangun dukungan untuk perjanjian pasca-2012 pada iklim global yang baru dari Kopenhagen yang adil, efektif dan berbasis ilmu pengetahuan.

Promoting domestic and international efforts to reduce global emissions of greenhouse gases to at least 80% below 1990 levels by 2050, WWF is calling on the new administration to act decisively on climate change. Menggalakkan upaya-upaya domestik dan internasional untuk mengurangi emisi global gas rumah kaca sedikitnya 80% di bawah tingkat 1990 pada tahun 2050, WWF menyerukan pemerintah baru untuk bertindak tegas pada perubahan iklim. Combining global outreach with local expertise WWF has led a variety of adaptation and resilience projects around the world, published leading text on climate change issues, and established the global initiative Earth Hour, when millions of people around the world cast a vote in favor of action on climate change. Menggabungkan penjangkauan global dengan WWF keahlian lokal telah menyebabkan berbagai proyek adaptasi dan ketahanan di seluruh dunia, diterbitkan teks terkemuka pada isu perubahan iklim, dan membangun inisiatif global Earth Hour, ketika jutaan orang di seluruh dunia memberikan suara mendukung tindakan pada perubahan iklim. Learn more about the WWF Climate Program and what you can do to make a difference. Pelajari lebih lanjut tentang WWF Program Iklim dan apa yang dapat Anda lakukan untuk melakukan perubahan.


WWF dan Perubahan Iklim

Climate change has been a priority for WWF for over 20 years as climate disruption poses a fundamental threat to the vulnerable places, species and people WWF seeks to protect. Perubahan iklim telah menjadi prioritas untuk WWF selama lebih dari 20 tahun sebagai gangguan iklim merupakan ancaman fundamental ke tempat-tempat rentan, spesies dan orang-orang WWF berusaha untuk melindungi.

To adequately slow climate change we urgently must reduce global greenhouse gas emissions. Untuk cukup lambat perubahan iklim kita sangat harus mengurangi emisi gas rumah kaca global. We are leveraging the power of WWF's network of organizations around the world to build support for the new post-2012 global climate agreement at from Copenhagen that is fair, effective and science-based. Kami memanfaatkan kekuatan jaringan WWF organisasi di seluruh dunia untuk membangun dukungan untuk perjanjian pasca-2012 pada iklim global yang baru dari Kopenhagen yang adil, efektif dan berbasis ilmu pengetahuan.

Promoting domestic and international efforts to reduce global emissions of greenhouse gases to at least 80% below 1990 levels by 2050, WWF is calling on the new administration to act decisively on climate change. Menggalakkan upaya-upaya domestik dan internasional untuk mengurangi emisi global gas rumah kaca sedikitnya 80% di bawah tingkat 1990 pada tahun 2050, WWF menyerukan pemerintah baru untuk bertindak tegas pada perubahan iklim. Combining global outreach with local expertise WWF has led a variety of adaptation and resilience projects around the world, published leading text on climate change issues, and established the global initiative Earth Hour, when millions of people around the world cast a vote in favor of action on climate change. Menggabungkan penjangkauan global dengan WWF keahlian lokal telah menyebabkan berbagai proyek adaptasi dan ketahanan di seluruh dunia, diterbitkan teks terkemuka pada isu perubahan iklim, dan membangun inisiatif global Earth Hour, ketika jutaan orang di seluruh dunia memberikan suara mendukung tindakan pada perubahan iklim. Learn more about the WWF Climate Program and what you can do to make a difference. Pelajari lebih lanjut tentang WWF Program Iklim dan apa yang dapat Anda lakukan untuk melakukan perubah Senat AS segera bisa memberikan suara pada energi bersih dan tagihan iklim yang akan jumpstart perekonomian kita, menciptakan lapangan kerja baru, mengurangi ketergantungan kita pada minyak asing dan membantu melindungi alam dan masyarakat kami dari perubahan iklim yang berbahaya.

The global race to lead the clean energy economy is on. Perlombaan global untuk memimpin ekonomi energi bersih aktif. And the US is losing. Dan Amerika Serikat kehilangan. China, Europe and other countries are out-competing us. Cina, Eropa dan negara-negara lain di luar-bersaing kami. They are moving quickly, growing their economies and creating jobs. Mereka bergerak dengan cepat, tumbuh ekonomi mereka dan menciptakan pekerjaan. Congress can put the US back in the lead by passing comprehensive legislation this year Kongres dapat menempatkan AS kembali memimpin dengan meloloskan undang-undang yang komprehensif tahun ini.

SEAFDEC dan negara-negara anggotanya sedang berupaya membangun suatu pengelolaan perikanan yang baik di lingkungan Asia Tenggara. Untuk mencapai pengelolaan perikanan yang baik tersebut, diperlukan data dan informasi yang lengkap dan berkualitas tentang kegiatan perikanan dan kegiatan lain yang terkait. Data dan informasi yang bermutu diharapkan dapat membantu lahirnya kebijakan pengelolaan perikanan yang baik pula. Salah satu kegiatan besar yang sedang dilakukan diberi nama “Status and Trends of Fisheries” atau disingkat sebagai STF.

STF dimaksudkan untuk mendukung peningkatan pengetahuan dan pemahaman akan status dan kecenderungan perikanan tangkap dan budidaya melalui penyediaan data dan informasi yang diperlukan. Data dan informasi tersebut antara lain adalah sumberdaya ikan dan lingkungannya, kegiatan pemanfaatan sumberdaya ikan (termasuk data produksi perikanan), kondisi sosial masyarakat perikanan tangkap di perairan umum, kearifan lokal yang berlaku dan kegiatan pengolahan hasil perikanan. Dengan demikian, STF bisa dijadikan kunci untuk menguatkan pembuatan kebijakan dan pengelolaan perikanan. Karena tujuan akhirnya adalah pengelolaan ikan yang bertanggung jawab, maka kegiatan STF ini selaras dengan berbagai piagam internasional, antara lain adalah UNCLOS 1982, CCRF 1995, UN Fish Stock Agreement 1995 dan Reykjavik Declaration 2001.

Pelaksanaan kegiatan ini berlangsung secara nasional di tiap negara sehingga disebut National Status and Trends of Fisheries. Proyek pendahuluan (pilot project) adalah Indonesia, Filipina dan Thailand. Otoritas pelaksana STF Nasional Indonesia adalah Departemen Kelautan dan Perikanan. Aspek perikanan tangkap dihimpun oleh Direktorat Sumberdaya Ikan, Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. Penghimpunan data dan informasi perikanan tangkap dititikberatkan di perairan umum daratan. Pertimbangan menjadikan perairan umum daratan sebagai pilihan adalah karena himpunan data dan informasi tentang perikanan tangkap di perairan umum daratan selama ini memang tidak selengkap dan sebaik perikanan laut.

Sebagai langkah awal, SEAFDEC dan Direktorat Sumberdaya Ikan telah mengadakan lokakarya nasional (National Workshop) yang berjudul “National Workshop On The Development Of Indonesian Status And Trends Of Fisheries: Inland Water Capture Fisheries” pada tanggal 17 – 18 Desember 2008 di Hotel Bumi Wiyata, Depok. Pada kegiatan ini, pihak ASEAN dan SEAFDEC menjelaskan arah dan kebijakan regional terkait data dan informasi perikanan di lingkungan Asia Tenggara dan konsep STF National. Dalam kegiatan tersebut juga dilakukan pembahasan dan tinjauan terhadap data dan informasi perikanan tangkap di perairan umum daratan dan membahas penyusunan STF Indonesia untuk perikanan tangkap di perairan umum daratan. Kegiatan ini dihadiri oleh utusan dari Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap; Direktorat Produksi – Ditjen Perikanan Budidaya; Pusat Data, Statistik dan Informasi Kelautan dan Perikanan (Pusdatin) – Sekjen DKP; Direktorat Konservasi dan Taman Nasional Laut – Ditjen KP3K; Direktorat Pemasaran Dalam Negeri – Ditjen P2HP; Pusat Riset Perikanan Tangkap – BRKP; Puslit Limnologi – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Karena luasnya data dan informasi yang perlu dikumpulkan, pihak yang terlibat dalam pengumpulan data antara lain adalah Pusat Riset Perikanan Tangkap – BRKP dan Pusat Penelitian Limnologi – LIPI. Data dan informasi yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan ekosistem. Data dan informasi perikanan tangkap berbasis ekosistem ini memiliki keunggulan dalam hal akurasi sebagai bahan kebijakan dan pengelolaan perikanan tangkap. Laporan hasil proyek pendahuluan STF Nasional Indonesia diharapkan dapat diselesaikan pada akhir kwartal ketiga tahun 2009.

Gerakan “Stop Pemanasan Global” yang Bikin Gerah

Posted in Tempolong Ludah on 8 Juni 2008 by Edwison Setya

Si tenar masa kini itu bernama “pemanasan global.” Betapa dia menjadi pembicaraan banyak orang. Awalnya, pemanasan global hanya sebuah keprihatinan para pemerhati lingkungan yang juga berlatar belakang ahli lingkungan. Lalu keluarlah Protokol Kyoto pada 1997 yang akan berakhir pada 2012. Nggak lama setelah itu, Al Gore, sang mantan wakil presiden Amerika, mencoba jujur tentang kenyataan yang menyakitkan tentang kondisi bumi lewat film berjudul “An Inconvenient Truth.” Mantan wakil presiden yang negaranya sendiri ogah-ogahan menjalani Protokol Kyoto pada masa pemerintahannya tersebut mendapat ganjaran manis berupa penghargaan Nobel. Gila!

Tapi patut diakui bahwa filmnya itu membuka mata banyak sekali manusia tentang akibat gaya hidupnya selama ini terhadap kerusakan lingkungan. Jutaan orang terbuka matanya, ribuan orang menjadi pandai berbicara tentang pemanasan global dan hanya ratusan orang yang “bertobat” dengan memperbaiki gaya hidupnya. Sebagian lainnya menggalang kekuatan (ceileh…) membentuk organisasi cinta lingkungan. Atau sekadar mendeklarasikan gerakan ramah lingkungan yang ditandatangani ketua ormas. Beragam judulnya tapi intinya satu: hentikan pemanasan global, entah bagaimana caranya. Inilah akar masalahnya.

Euforia pemanasan global membuat banyak orang tergila-gila berbicara tentang kelestarian lingkungan tanpa pondasi pengetahuan yang baik. Akhirnya hal ini justru menjadi topik kebal pikiran. Maksud saya, karena terlalu sering dibahas dengan bahasa yang begitu-begitu saja tanpa penjelasan mendalam, topik itu pun menjadi biasa saja. Nggak ada yang istimewa.

Hal ini diperparah oleh kampanye anti pemanasan global oleh banyak artis. Yap! Para artis pun masuk ke barisan pecinta lingkungan. Nggak ada yang salah dengan hal ini. Masalahnya baru timbul saat mereka berkampanye. Kekurang pengetahuan mereka membuat ucapan mereka terlalu ringan. Nggak ada yang baru dan berbobot. Bentuk kampanye pun kerap menjadi masalah. Misalnya dengan menggelar konser yang didukung listrik berkekuatan ribuan watt. Litrik itu tercipta dari mesin pembangkit bertenaga solar yang mengembuskan CO besar-besaran ke langit.

Tampaknya kita perlu menyederhanakan pikiran agar nggak kusut dan akhirnya justru membuat kita terjebak pada kebuntuan pikiran tanpa tindakan. Kelompok anti pemanasan global harus membagi pikirannya ke dalam hal yang lebih sederhana tapi kongkret. Judul “Anti Pemanasan Global” memang baik, tapi nggak menjelaskan pemecahan kongkret. Salut bagi banyak orang yang mencoba ramah lingkungan tanpa menggembar-gemborkan slogan “anti pemanasan global” tapi langkahnya menuju kelestarian lingkungan.

Misalnya komunitas Bike to Work (B2W). Apa pun motivasi awal setiap anggotanya, mereka telah melakukan tindakan ramah lingkungan: berkendara niremisi. Kebiasaan bersepeda ini adalah jawaban nyata terhadap masalah pencemaran udara. Tindakan terpuji lainnya diambil oleh sebagian arsitek Indonesia yang mengurangi penggunaan kayu pada bangunan yang mereka rancang. Alasannya sederhana yaitu mengurangi konsumsi kayu tentunya akan mengurangi produksi kayu yang ditebang di hutan. Salah satu kiatnya adalah menipiskan ketebalan kayu pada kusen pintu dan jendela. Selain itu, mereka juga memanfaatkan kusen bekas yang kayunya masih bermutu. Ada pula sekelompok sukarelawan yang rutin membersihkan hutan mangrove di utara Jakarta dari sampah. Mungkin motivasinya hanya sekadar membuat hutan itu bersih. Namun kebersihan lingkungan hutan mangrove membantu pepohonan mangrove dapat bernafas melalui sistem perakarannya.

Kita pun dapat melakukan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bila nggak kuat mengayuh sepeda dari rumah ke kantor, kita bisa menggunakan kendaraan umum. Membawa sendiri tas plastik untuk berbelanja di swalayan pun dapat mengurangi sampah plastik. Hemat penggunaan listrik dan segera mematikan kompor saat masakan telah matang pun sangat membantu menghemat energi fosil. Ingat bahwa sebagian besar energi listrik kita dibangkitkan dari bahan bakar fosil. PLTA bukan lagi tulang punggung karena fluktuasi debit air waduk sangat tinggi. Waduk PLTA seringkali defisit air saat kemarau.

Tindakan kecil namun nyata jauh lebih bermakna ketimbang sejuta slogan yang memekakkan telinga. Semoga usaha hemat energi dan daur ulang yang kita lakukan bermanfaat demi memperlambat datangnya kiamat karena keteledoran manusia.

Selamat hari lingkungan hidup se dunia. (Apalah namanya….)

Suaka Perikanan

Posted in Tulisan Ilmiah dengan kaitan (tags) , , on 25 Maret 2008 by Edwison Setya

Pesatnya pertumbuhan penduduk menimbulkan dampak besar ke segala bidang. Tuntutan pemenuhan kebutuhan, seperti kebutuhan ruang untuk tempat tinggal dan kebutuhan pangan menekan kondisi lingkungan. Tekanan ini selalu semakin berat dari hari ke hari. Perambahan hutan untuk menjawab sebagian kebutuhan seringkali terjadi tidak terkontrol, sehingga justru memberi dampak buruk seperti sedimentasi perairan dan banjir di hilir.

Salah satu ekosistem yang mengalami tekanan adalah ekosistem perairan, yaitu perairan darat dan laut. Pencemaran limbah industri dan sedimentasi perairan adalah masalah utama di negara-negara berkembang. Padahal, di sisi lain, perairan itu adalah penyedia sumberdaya ikan sebagai sumber protein hewani yang memadai bagi pemenuhan gizi masyarakat. Kegiatan perikanan tangkap yang intensif juga mengancam kelestarian sumberdaya ikan. Seringkali kegiatan itu berlangsung sepanjang tahun, padahal kondisi lingkungan tidak memadai karena ada masa sumberdaya ikan berpijah.

Perlu suatu usaha untuk memulihkan kondisi lingkungan perairan. Usaha ini antara lain dengan membentuk suatu kawasan suaka perikanan. Namun usaha ini tidak mudah karena seringkali berbenturan dengan masyarakat sekitar. Perlu sebuah pendekatan budaya agar kebijakan ini diterima masyarakat sehingga dapat berjalan baik.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki tingkat kesulitan cukup tinggi dalam menerapkan kebijakan ini karena keberagaman budaya. Namun bukan mustahil suatu kawasan suaka perikanan terbentuk di ekosistem perairan Indonesia. Seperti yang terjadi di kawasan perairan pedalaman, beberapa kelompok masyarakat Indonesia memiliki sistem suaka perikanan yang cukup baik. Misalnya Lubuk Larangan di Sumatera Barat dan Lebak Lebung di Sumatera Selatan. Masyarakat setempat mengenal sistem buka-tutup musim penangkapan sehingga daur hidup sumberdaya ikan dan lingkungannya terjamin.

Pengelolaan suaka perikanan di perairan pedalaman lebih mudah karena sistem perairan cenderung tertutup sehingga kelompok masyarakat tertentu saja yang memanfaatkannya. Kendala ditemui di pengelolaan perairan laut karena akses terbuka. Konflik antar nelayan seringkali terjadi. Namun, sama seperti perairan pedalaman, pengelolaan perairan laut juga dapat berdasarkan kearifan lokal. Dengan budaya maritim masyarakat setempat, lingkungan pesisir dan laut di sekitar wilayah tersebut dapat dikelola. Misalnya budaya Awig-awig di Nusa Tenggara Barat. Bahkan, di beberapa tempat, suaka perikanan berjalan dengan kesepakatan baru dalam masyarakat. Seperti pengelolaan kawasan transplantasi terumbu karang di Bali.

Peran pemerintah dalam pengelolaan suaka perikanan adalah memfasilitasi pembentukan suaka perikanan dan mengukuhkannya dengan perangkat hukum. Sedangkan pengelolaannya dikembalikan kepada kelompok masyarakat setempat dengan bantuan bimbingan pemerintah. Dengan pengelolaan daerah suaka perikanan yang baik, diharapkan pemenuhan kebutuhan sumberdaya ikan tercukupi.

Salah satu Reward untuk pecinta lingkungan untuk masalah pemanasan Global

Djarum Trees for Life

PT Djarum melalui salah satu kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) Djarum Bakti Lingkungan selalu konsisten melakukan upaya pelestarian lingkungan sebagai wujud kepedulian, tanggung jawab serta kepekaan terhadap lingkungan hidup.

Sejak tahun 1979 berawal dari Kota Kudus, Djarum Bakti Lingkungan dirintis dan telah meluas membagi serta menanam lebih dari dari 1 juta bibit tanaman.

Penanaman pohon merupakan langkah awal yang dapat dilakukan oleh setiap orang untuk mengatasi masalah pemanasan global yang ramai diperbicangkan saat ini. Konferensi Tingkat Tinggi Puncak Perubahan Iklim yang baru selesai terselenggara adalah di Copenhagen-Denmark 18 Desember 2009. Konferensi yang diselenggarakan PBB ini menuntut adanya pengurangan emisi karbon dunia harus di bawah ambang batas yang ditargetkan yaitu 25 hingga 40 persen.

Mengutip dalam situs resmi Kementrian KESRA disebutkan bahwa Pemerintah Indonesia dalam konferensi tersebut berkomitmen akan mengurangi 26 persen emisi karbon pada 2020. Penanaman pohon bisa memenuhi komitmen pengurangan emisi karbon dan Pohon Trembesi efektif menyerap karbon dari udara. Maka pada 13 Januari 2010 Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono menyelenggarakan pencanangan pohon trembesi untuk menyerap karbondioksida (CO2) sebagai salah satu cara guna mengurangi pemanasan global.

“Sudah lebih dari 30 tahun Djarum Bakti Lingkungan dirintis untuk turut serta melestarikan lingkungan demi hidup yang berkualitas. Dengan komitmen yang tidak pernah putus inilah, maka Djarum Bakti Lingkungan terus berusaha melakukan program penanaman pohon dan ikut berperan serta dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat," ujar Thomas Budi Santoso, Direktur PT. Djarum.

Thomas menambahkan kali ini melalui program Djarum Trees for Life melakukan penanaman 2.767 pohon trembesi di sepanjang turus jalan Semarang-Kudus. Pohon trembesi dewasa dapat menyerap CO2 sebanyak 78,826,296 kg/thn. Pohon trembesi dipilih selain memiliki kemampuan sebagai peneduh, juga sebagai pohon dengan serapan CO2 tertinggi. Harapannya dapat mengurangi pemanasan global dan mendukung program Pemerintah.

Secara bertahap penanaman pohon trembesi sudah dilakukan mulai bulan Januari sampai dengan Mei 2010 dengan tinggi pohon sekitar 2 s/d 2,5 meter. Pemerliharaan pohon akan dilakukan oleh pihak PT. Djarum selama tiga tahun pertama dengan cara menyirami dan merawat perkembangannya.

“Kami memilih daerah sepanjang turus jalan Semarang-Kudus sebagai langkah awal program, selanjutnya penanaman pohon trembesi ini akan dilanjutkan meluas ke daerah yang lain,” imbuhnya.

Penanaman pohon trembesi akan menjadi kegiatan berkelanjutan dari program Djarum Trees for Life. Diawali dengan penanaman pohon trembesi bersama Pemerintah Buyaran Demak, kemudian dalam waktu dekat akan dilanjutkan penanaman pohon trembesi secara bertahap melibatkan artis, tokoh atlet bulutangkis, pecinta lingkungan hidup, mahasiswa dan karyawan PT. Djarum hingga sepanjang lingkup Pantura Jawa Tengah.

“Harapan kami dengan program ini dapat memberikan inspirasi bagi semua lapisan masyarakat untuk dapat bersama-sama melakukan usaha mengurangi pemanasan global dan tentunya demi mewujudkan masa depan lingkungan hidup Indonesia yang lebih baik,” ujar Thomas.

Pohon trembesi atau dikenal dengan pohon hujan adalah pohon berkanopi seperti payung yang memiliki ukuran daun yang tak lebih dari koin Rp. 100, namun paling unggul dalam menyerap karbondioksida.

Menurut Dr. Ir. H. Endes N. Dahlan, Dosen Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor mengungkapkan bahwa Pohon Trembesi suatu terobosan untuk mengatasi pemanasan global, karena memiliki daya rosot gas CO2 yang sangat tinggi. Satu batang pohon Trembesi mampu menyerap 28,5 ton gas CO2 setiap tahunnya (diameter tajuk 15m). Penanaman jenis ini secara luas dapat menurunkan konsentrasi gas ini secara efektif dalam waktu yang lebih singkat.

Soal kehebatan trembesi, Doktor Ilmu Kehutanan alumnus Institut Pertanian Bogor itu meriset 43 pohon yang acap dimanfaatkan sebagai tanaman penghijauan. Hasilnya, trembesi terbukti paling banyak menyerap karbondioksida dan memiliki kemampuan menyerap air tanah yang kuat. Dalam setahun, tanaman yang didatangkan Belanda dari Semenanjung Yucatan, Meksiko, 16.400 km di seberang Jakarta itu menyerap 28.488,39 kg karbondioksida.